MAKALAH EKOLOGI
INTERAKSI HEWAN PADA LINGKUNGAN EKSTRIM
DALAM SUHU PANAS
PENDAHULUAN
Abiotik
atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan substrat
tempat berlangsungnya kehidupan. Salah satu komponen abiotik yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah suhu.
Pada
umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 00C–400C.
hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 00C atau
diatas 400C. Hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah
titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap).
Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas
dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Banyak
species ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau
Temperature Humidity Index (THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul
ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka akan mepercepat
proses kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya.
Didunia
ini ada beberapa hewan yang dapat hidup di daerah ekstrim khususnya pada suhu
panas, salah satunya adalah Tardigrades atau lebih dikenal dengan sebutan
beruang air, dimana hewan ini dapat bertahan hidup pada suhu 151 ° C (303 ° F).
Namun, apakah yang menjadi penyebab kemampuan dari beruang air sehingga dapat
hidup disuhu tersebut?
TINJAUAN PUSTAKA
Tardigrades
(beruang air atau babi lumut) merupakan filum Tardigrada bagian dari superfilum
Ecdysozoa. Kondisi fisiknya yang unik, seperti gabungan antara cacing dengan
serangga. Oleh sebab itu, mereka dimasukkan dalam filum tersendiri yang terlepas
dari filum manapun (filum Tardigrada). Ukurannya sangat kecil, hidup di air,
dengan kaki berjumlah delapan. Tardigrades pertama kali dideskripsikan oleh
Eprhaim Goeze pada tahun 1773.
Tardigrada
merupakan hewan dengan persebaran yang luar biasa. Sejak penemuan pertamanya
pada akhir abad ke-18, para ilmuwan telah menemukan Tardigrada di berbagai
tempat di dunia, mulai dari pegunungan, di balik bongkah es, hutan hujan,
perairan air asin & air tawar, sampai gurun pasir. Ketinggian tertinggi
yang diketahui ditinggali Tardigrada adalah 6.000 m di atas permukaan laut,
sementara yang terendah ditemukan pada kedalaman laut sejauh 4.000 m. Mereka
bahkan juga ditemukan di pulau gunung api yang terpencil dari dunia luar.
Kemampuan
Tardigrada yaitu bisa melalui “fase koma” seperti kriptobiosis. Fase ini
dilakukan ketika kondisi di lingkungannya menjadi tidak menguntungkan semisal
terlalu kering, kadar racun di sekitarnya meningkat, atau ketika suhu di
lingkungannya terlalu tinggi/rendah. Tardigrada diketahui dapat hidup ketika
direbus hidup-hidup dalam suhu setinggi 151 ° C (303 ° F) selama beberapa menit
atau 1.000 kali lebih radiasi daripada binatang lain dan hampir satu dekade
tanpa air. Hebatnya, sel-sel tubuh mereka tidak mengalami kerusakan, padahal
normalnya protein penyusun sel dalam suhu mendekati titik didih akan rusak
karena mengalami penguraian. Beberapa spesies tardigrade memiliki sekitar
40.000 sel dalam tubuh dewasa masing-masing, yang lainnya jauh lebih sedikit. Karna
kemampuannya tersebut maka tardigrades
dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles. Tardigrades juga merupakan
makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi perang nuklir atau bencana alam
lain yang ekstrim.
KESIMPULAN
Tardigrades
(beruang air) merupakan salah satu hewan yang mampu bertahan hidup pada suhu
ekstrim yaitu pada suhu 151 ° C (303 ° F). Hal ini dikarenakan protein penyusun
sel tardigrades tidak mengalami penguraian ketika dipanaskan. Ketika suhu
terlalu kering, Tardigrada akan menarik kakinya ke dalam, mengerutkan tubuhnya
hingga hanya berukuran 1/3 aslinya, lalu melapisi kulitnya dengan bahan semacam
lilin. Pada fase ini, metabolisme Tardigrada bisa menurun drastis hingga nyaris
tidak bisa dideteksi lagi oleh peralatan manusia, sementara kadar air dalam
tubuhnya menurun hingga kurang dari 1%. Begitu kondisi di sekitarnya sudah
kembali menguntungkan, – layaknya anoksibiosis – Tardigrada akan kembali
beraktivitas seperti biasa. Tardigrada juga memerlukan jangka waktu tertentu
untuk kembali ke fase normal, bergantung pada berapa lama ia melakukan
kriptobiosis.
0 komentar:
Posting Komentar