BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Limnologi (dari bahasa Inggris: limnology,
dari bahasa Yunani: lymne, “danau”, dan logos, “pengetahuan”) merupakan padanan
bagi biologi perairan darat, terutama perairan tawar. Lingkup kajiannya
kadang-kadang mencakup juga perairan payau (estuaria). Limnologi merupakan
kajian menyeluruh mengenai kehidupan di perairan darat, sehingga digolongkan
sebagai bagian dari ekologi.Dalam bidang perikanan, limnologi dipelajari
sebagai dasar bagi budidaya
perairan
(akuakultura) darat.
Istilah Limnologi pertama kali digunakan
oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Swiss (François Alfonse Forel) pada tahun
1892 yang mendefinisikan limnologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari
komponen biotik di perairan darat permukaan yang bersifat menggenang atau
lentik. Tahun 1966, Dussart melengkapi definisi tersebut menjadi cabang ilmu
yang mempelajari seluruh fenomena dan saling interaksi antar komponen biotik
dan abiotik yang terjadi di dalamnya, baik pada ekosistem perairan darat
permukaan yang tergenang (lentik) maupun pada perairan darat permukaan yang
mengalir (lotik).
Para ahli mencoba menyederhanakan pengertian
limnologi ini dengan “ilmu yang mempelajari proses interaksi faktor fisika,
kimia dan biologi dalam sistem perairan darat (inland waters), dimulai dari
garis pantai ke arah darat”, yang dimaksud adalah perairan tergenang dan
mengalir yang berada di daratan. Ilmu limnologi selain mendeskripsikan sifat
morfologis, tipe habitat, keaneka-ragaman hayati, dan proses-proses dasar yang
terjadi di dalamnya.
Di dalam ruang lingkup limnology tentu saja
banyak factor yang memberikan pengaruh terhadap perairan. Salah satunya
mikroorganisme seperti bakteri yang bertanggung jawab untuk mendekomposisi
limbah organik. Bila bahan organik seperti tanaman mati, daun, kliping rumput,
pupuk, kotoran, atau bahkan sampah makanan hadir dalam pasokan air, bakteri
akan memulai proses pemecahan limbah ini. Ketika ini terjadi, banyak yang
tersedia oksigen terlarut dikonsumsi oleh bakteri aerobik, organisme air
lainnya mengambil oksigen yang mereka butuhkan untuk hidup.
Pada mulanya limnologi hanya
diterapkan untuk perairan menggenang yang penekanannya pada danau air tawar
alami, khususnya danau yang berukuran besar. Limnologi juga mempelajari waduk,
yaitu genangan air sengaja dibuat manusia dari hasil pembendunagn sungai. Waduk
dikenal dengan “danau buatan”. Karena waduk tidak terlepas dari aliran sungai.
Maka sungai juga dipelajari dalam limnologi. Limnologi berkembang lagi
mempelajari perairan payau, setelah berdirinya IATAL (International Association
for Theoritical Applied) tahun 1992 (Musa dan Uun, 2006).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengukur parameter fisika
kimia perairan yaitu kecerahan, DO, BOD, Suhu serta pH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Limnologi (secara umum)
Menurut Musa, dan Uun (2006), menyatakan bahwa
Limnologi berasal dari bahasa Yunani “Limne” artinya genangan air, yang berarti
bisa kolam, rawa atau danau. Limnologi mempelajari tentang sistem perairan, di
dalamnya termasuk danau dan kolam air tawar, danau dan kolam air asin, rawa,
sungai (Rivers) dan aliran atau cucuran air (streams).
Menurut Ivanhodgson (2010), menyatakan bahwa istilah
limnologi pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Swiss
(Francois Alfonse Forei) pada tahun 1892 yang mendefinisikan limnologi sebagai
cabang ilmu yang mempelajari komponen biotik di perairan darat permukaan yang
bersifat menggenang atau lentik. Tahun 1996, Dussan melengkapi definisi
tersebut menjadi cabang ilmu yang mempelajari seluruh fenomena dan saling
interaksi antar komponen biotik dan abiotik yang terjadi di dalamnya, baik pada
ekosistem perairan darat permukaan yang tergenang (leutik) maupun pada perairan
darat permukaan yang mengalir (liotik). Para ahli mencoba menyederhanakan
pengertian limnologi ini dengan “ilmu yang mempelajari proses interaksi faktor
fisika, kimia dan biologi dalam sistem perairan darat (luland waters), “dimulai
dari garis pantai ke arah darat”, yang dimaksud perairan tergenang dan mengalir
yang berada di daratan. Ilmu limnologi selain, mendeskripsikan sifat
morfologis, tipe habitas, keanekaragaman hayati, dan proses-proses dasar yang
terjadi di dalamnya. Lebih jauh lagi, karena perairan darat itu sangat terkait
dengan daerah/kawasan yang berfungsi sebagai pensuplai airnya (Daerah Aliran
Sungai = DAS), maka pengaruh aktivitas antro pomenik di DAS masing-masing
perairan darat itu pun termasuk dalam kajian cabang ilmu yang disebut
limnologi.
2.2. Parameter
Kualitas Air
A. Parameter Fisika
a. Suhu
Menurut Maire dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa
suhu secara ekologi akan mempengaruhi penyebaran (distribusi) spesies. Karena
organisme cenderung menempati lingkungan yang bersuhu sesuai bagi kehidupannya.
Suhu secara fisiologi dapat mempengaruhi berbagai aktivitas biologi di dalam
sel.
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang
(latitude) waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran air,
serta kedalaman badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan
viscusitas, rekasi kimia, evaporasi dan volansisasi. Peningkatan suhu ini
disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen
melakukan proses metabolism dan respirasi. Ikan akan mengalami kerentanan
tehadap penyakit pada suhu yang kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu
beasr akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan
(Pratama, 2009)
Menurut Wibawa (2010), menyatakan bahwa stratifikasi
suhu pada kolam air dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Lapisan Epilimnion yaitu lapisan sebelah
atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 320 C menjadi 280 C).
2. Lapisan termokim yaitu lapisan tengah
yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 280 C
menjadi 210 C).
3. Lapisan lipolimnion yaitu lapisan paling
bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil, relatif konstan.
b. Kecepatan arus
Menurut Hynes dalam Arfiati (1989),
menyatakan bahwa kuat lemahnya arus dapat mempengaruhi komunitas perifoton
dan berbagai komunitas hidrobiotik lainnya. Perairan berarus lemah, lebih
banyak dihuni oleh perifeton dari pada perairan berarus kuat. Pada perairan
berarus kuat, dengan kecepatan arus 1,21 m/detik atau lebih sehingga hanya
organisme-organisme yang dapat menempel dengan kuat saja yang dapat menetap
karena tidak terbawa arus.
Pada perairan berarus lemah dengan
kecepatan arus 0,20 m/detik, algae perifeton akan lebih mudah berkembang,
tetapi pada kecepatan arus kuat (1,00 m/detik) jumlah dan jenis alga perifeton akan menurun
karena adanya tekanan mekanik arus (Liudstrom dan traen dalam Tesis, Arfiati,
1989).
c. Kecerahan
Menurut Pratama (2009), menyatakan bahwa
kecerahan merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual
dengan menggunakan secchidisk. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan
ke dalam air dan dinyatakan dengan (0/00), dari beberapaPanjang gelombang di daerah
spectrum yanh terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter,jatuh agak
lurus pada permukaan air.Stratifikasi kolam air pada perairan tergenang yang
disebabkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi 3
kelompok:
1. Lapisan Eutrofik
2. Lapisan Kompensasi
3. Lapisan Preufondal
Menurut Akrimi dan Subroto (2002),menyatakan bahwa
kecerahan air berkisar antara 40-85 cm,tidak menunjukkan perbedaan yang
besar.Kecerahan pada musim kemarau adalah 40-85 cm,dan pada musim hujan antara
60-80 cm,kecerahan air di bawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah.
Menurut Barus (2002),menyatakan bahwa berdasarkan
intensitas cahaya perairan Bahari secara verttikial bibagi menjadi 3 wilayah,yaitu:
1. Zona Eupotik
2. Zona Disfotik
3.
Zona Afotik
d.
Salinitas
Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air.
Setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida,semua bromide dan iodide
digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah dioksida.Salinitas
dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (%).Nilai salinitas perairan itawar
biasanya kurang dari 5%.Perairan payau antara 0,50%-30%,dan perairan laut
30%-40%.Pada perairan pesisir ,nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masuknya
air tawar di sungai(Pratama,2009).
Menurut Agrifishery(2010), menyatakan bahawa salinitas
deapat dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan
pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan refraktometer atau
salinometer.Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram
(ppt) atau promil (%).Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar
antara 6-89 ppt dan perairan laut berkisar antara 30-35 ppt.
Menurut Barus (2002), klasifikasi air berdasarkan
nilai salinitasnya,yaitu:
Jenis Air
|
Salinitas(%)
|
Limuis(air tawar)
Mixohalin(air payau)
Euhalin(air laut)
Hyperhalin
|
<0,5%
0,5-30%
30-40%
>40%
|
B. Parameter Kimia
1.
pH
pH adalah cerminan dari derajat keasaman
yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH=-log(H+).Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam
jumlah berimbang hingga pH air murni biasanya 7.Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi Ph.Cairan demikian disebut
cairan alkalis.Sebaliknya makin banyak ion H+ makin
rendah Ph dan cairan tersebutbersifat masam(Andayani,2005).
2.
DO
Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa air yang
sangat dingin mengandung kurang dari 5% O2 dan akan menurun jika suhu air
bertambah.
Berkurangnya O2 karena :
1. Respirasi
2. Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi,keragaman organism biasanya tinggi.Jika
O2 menurun,hanya organism yang toleran saja yang
dapat hidup di tempat tersebut.Variasi O2 danau
oligotroph biasanya rendah,sebaliknya danau eutroph tinggi. Sumber-sumber O2:
1. Atmosfer : difusi,angin
2. Fotosintesis
Menurut Sudaryati(1991),menyatakan bahwa di perairan
alam konsentrasi oksigen terlarut dalam fungsi dari proses biologi seperti
proses fotosintesa dan respirasi dan proses fisika seperti pergerakan air dan
suhu.Di permukaan air konsentrasi oksigen rendah,dikedalaman tertentu di daerah
fotik mencapai maksimum, dan di dasar perairan konsentrasinya menurun lagi
,selama stratifikasi panas ,konsentrasi oksigen terlarut di dasar perairan
rendah karena pengambilan oleh mikroba untuk respirasi.
3.
Karbondioksida
Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa
CO2 merupakan gas yang sangat diperlukan dalam
proses fotosintesis,di udara sangat sedikit 0,033% dan di dalam air melimpah
dapat mencapai 12mg/l.Sumber CO2 dalam air
adalah :
1. Difusi dari udara
2. Proses dekomposisi bahan organic
3. Air hujan dan air bawah tanah tanah
4. Hasil respirasi organisme
Karbondioksida dalam air dapat dijumpai dalam empat
bentuk yaitu :
1. CO2 gas yang
bebas
2. Asam karbonat HCO3
3. Bikarbonat HCO3-
4. Karbonat CO32-
Perairan tawar yang dikelilingi batu
kapur cenderung mengandung CO2 yang lebih
tinggi karena kapur lebih lunak daripada batu beku. Daur karbon dapat diketahui apabila kita mengetahui daur CO2,CO3,ataupun HCO3-. CO2 yang terdapat di atmosfer mengalami difusi dan
agitasi kedalam air. CO2 terlarut
dalam air dibutuhkan oleh tanaman air berklorofil serta fitoplankton untuk
berfotosintesis. Kemudian semua komponen biotic di alam apabila telah mati akan
mengalami dekomposisi oleh decomposer(pengurai) perairan yang diperuntukkan
bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5
mg/l Tapi sebagian besar organism aquatic dapat bertahan hidup hingga CO2 bebas mencapai 60 mg/l. Pada dasarnya,
keberadaan karbondioksida di perairan terdapat dalam bentuk gas karbondioksida
bebas (CO2) ion bikarbonat (HCO3-) ion karbon tersebut berkaitan dengan nilai pH
(Pratama,2009).
( Google image, 2010)
4.
Alkalinitas
Menurut Pratama(2009) menyatakan bahwa
total alkalinitas untuk perairan alami berkisar kurang dari 5 mg/l sampai lebih
dari 500 mg/l. Perairan dengan total alkalinitas yang tinggi telahberkaitan
dengan endapan batu kapur tanah. Nilai alkalinitas yang tinggi biasanya
terdapat pada perairan daerah terang dimana penguapan konsentrasi ion
diperairan lebih banyak terjadi dengan alkalinitas rendah ditemukan pada tanah
berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organic. Sebagian perairan yang
tercemar bahan organikakan memiliki kadar alkalinitasnya yang rendah basa
umumnya rasanya seperti sabun. Suatu zat yang dapat mengandumg gugusan
hidroksit (OH) yang dalam larutan melepas ion H+.
Menurut HIckling dalam Akrumi
dan Subroto (2002) menyatakan bahwa nilai alkalinitas antara 50-200 mg/l
CACO3/l menandakan perairan tersebut berpotensi produksi sedang. Air danau
arang-arang tidak termasuk dalam kisaran tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat kesuburannya rendah.
BAB III
METODE
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu :
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal
Tempat
Praktikum : Praktikum ini
dulakuakn di waduk FAPERIKA UR
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1.
Alat Praktikum :
- Termometer air raksa : Untuk mengukur suhu air yang berada di cekdam
- Seechi disk : Untuk mengukur tranparansi
cahaya
- pH meter : Untuk mengukur pH air
- Erlenmeyer 100ml : Untuk menampung sample air
- Refractometer : Untuk mengukur salinitas air
- Pipet tetes : Untuk mengambil sample yang
digunakan
- Botol winkler 300 ml : Sebagai media sample
dalam percobaan
- Kertas saring (wattmen) : Untuk menyaring
sample air
- Corong kecil : Untuk mempermudah dalam
memasukkan air
- Gelas ukur : Sebagai media dalam mengukur sample
air
- Aquades : Sebagai bahan pengencer air
- Spektrofotometri : Untuk mengukur transmitan
atau absorban
- Stopwatch : Sebagai pengukur waktu dalam
percobaan
- Buret : Untuk mengeluarkan larutan dengan
volume tertentu
3.2.2. Bahan Praktikum
- larutan indicator Phenolphtalein : Sebagai
indikator asam
- larutan NaOH 0,1 N : Sebagai indikator basa
3.3. Cara Kerja
A.Parameter Fisika
1.
Suhu
Pertama-tama disiapkan aklat dan bahan terlebih
dahulu, yaitu: Thermometer Air Raksa berfungsi untuk mengukur suhu perairan dan
air (perairan) berfungsi sebagai media yang akan diukur suhunya. Selanjutnya
diambil thermometer Air Raksa dan dipegang bagian ujungnya yang terdapat tali
raffia kemudian dimasukkan ke dalam perairan dengan membelakangi matahari agar
suhu perairan yang diamati tidak terpengaruh panas matahari. Ditunggu selama 5
menit. Kemudian dibaca angka skala yang terdapat pada Thermometer Air Raksa dan
dicatat.
4. Kecerahan
Dalam praktikum limnologi untuk
pengamatan kecerahan,pertama-tama di siapkan alat dan bahannya terlebih dahulu,
diantaranya: secchi disk, yang berfungsi untuk mengatur/mengukur tingkat
kecerahan air dalam suatu perairan, penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
tali pada secchi disk,karet gelang berfungsi sebagai penanda d1 dan d2, air (perairan)
sungai berfungsi sebagai media yang diukur kecerahannya. Cara pengukuran
kecerahan, secchi disk diturunkan pelan-pelan hingga batas tampak dan
tidak tampak (tidak tampak pertama kali) yang diberi tanda dengan karet gelang
dan diukur dengan penggaris dihitung sebagai d1 dan dicatat
kedalamannya, lalu secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar
tidak tampak, kemudian ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat dan
diberi tanda menggunakan karet gelang sebagai d2 dan dicatat
kedalamannya. Rata-rata hasil pengukuran tersebut merupakan nilai kecerahan
perairan yang dihitung dengan rumus
D= d1+d2
2
B. Parameter Kimia
1.
pH (poisononing hidrogen)
Pertama-tama disiapkan alat dan bahannya antara lain:
pH paper berfungsi untuk megukur keasaman dari perairan. Air (perairan)
berfungsi sebagai media yang diukur pHnya dan kotak standart berfungsi untuk
mengetahui nilai pH yang di dapat. Selanjutnya dicelupkan pH paper ke dalam air
(perairan) sekitar 1 menit kemudian dikibas-kibaskan sampai setengah kering
agar tepat mendapatkan warna akhirnya, kemudian dicocokkan perubahan warna pada
kotak satndart, selanjutnya dicatat warna apa yang sama dengan kotakl standart
kemudian dilihat berapa pH tersebut dan dicatat hasilnya.
2.
Oksigen terlarut (DO/dissolved oxygen)
Ambil air waduk dengan cara dibuka dahulu tutup botol
DO kemudian dimasukkan ke dalam perairan untuk diisi dengan air sungai, cara
pengisiannya yakni botol DO botol DO dimiringkan dengan kemiringan 45° agar mempermudah
dan diisi air sampai penuh. Setelah penuh tegakkan botol kemudian tutup botol.
Penutup botol DO dilakukan ketika botol DO masih di dalam air agar tidak
terdapat gelembung udara, selanjutnya angkat botol DO dan dibolak-balik.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Suhu : 28 ⁰C
pH : 6
Arus :
Tidak ada arus
Kecerahan :
Sampai kedasar secchidisk masih tetap terlihat
O2 Terlarut
(DO) :
3,6 mg/L
BOD5 : 2,2 mg/L
3.2.
Pembahasan
A.
Suhu
Suhu air mempunyai peranan penting dalam kecepatan
laju metabolisme dan respirasi biota air, serta metabolisme ekosistem perairan.
Temperature air secara langsung maupun tidak langsung berkaitan erat dengan
fenomena limnologist yang terjadi pada setiap level kedalaman perairan dengan
demikian temperature air bukan saja merupakan parameter fisika yang
mempengaruhi sifat fisika-kimia air lainya, tetapi juga sifat fisiologis
organisme yang hidup dalam media air tersebut. Oleh karena itu, pengukuran
temperature pada setiap kedalaman sangat perlu guna mengetahui karateristik
limno-biologis pada suatu perairan. (Soedarsono, 1990)
Dari hasil praktikum limnologi yang didapat pada
pengukuran Suhu air yaitu 28 ⁰C Menurut Alimaturrahim (2009). Suhu
permukaan di perairan Indonesia berkisar antara 28-30˚C. Perbedaan peneriamaan
radiasi matahari disetiap wilayah menyebabkan perbedaan suhu terkait dengan
perbedaan geografis laintang.
B. pH
pH
adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen
menggunakan rumus umum pH=-log(H+).Air murni terdiri dari ion H+
dan OH- dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasanya 7.Makin
banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin
tinggi Ph.Cairan demikian disebut cairan alkalis.Sebaliknya makin banyak ion H+
makin rendah Ph dan cairan tersebutbersifat masam(Andayani,2005).Pada praktikum
ini kami dapat hasil pengukuran pH yaitu 6.
Nilai rata-rata pH untuk setiap pengamatan berkisar antara 6,5 -6,7. JAMES
(dalam WARDOYO, 1981) menyatakan bahwa batas pH minimum dan maksimum bagi
organisme air tawar umumnya 4,1 – 11,0. Menurut Keputusan Menteri
No.02/MENKLH/1988 bahwa pH kisaran untuk golongan C yaitu 6-9 maka pH Danau
Simbad berada pada kisaran dimana organisme perairan terutama fitoplankton dan
zooplankton masih dapat hidup secara baik.
Tingginya pH diduga karena lapisan fotosintesis lebih tebal sehingga akan lebih
banyak karbondioksida yang terpakai oleh fitoplankton untuk proses
fotosintesis. Derajat keasaman (pH) merupakan fungsi kadar karbondioksida yang
larut. Fotosintesis merupakan suatu proses memanfaatkan karbondiokida bebas
sehingga kadarnya berkurang di perairan, sedangkan proses dekomposisi dan
respirasi hewan aquatik akan meningkatkan kadar karbondioksida. Meningkatnya
karbondioksida di perairan akan menurunkan pH air. Menurut LYOD (dalam
BERNARDINE), 1982) bahwa pH air antara 5 dan 6 tidak membahayakan pada semua
spesies jika konsentrasi karbondioksida bebas tidak lebih dari 20 mg/l dan pH
6,5 jarang membahayakan organisme perairan jika karbondioksida bebas tidak
lebih dari 100mg
C. DO (Dissolved Oxygen)
Dari
hasil praktikum limnologi yang didapat pada pengukuran DO yaitu 6,62 mg/l yang
dihitung menggunakan rumus DO Perairan sungai ini termasuk normal, untuk
perairan DO air tawar.
Oksigen
terlarut mungkin merupakan parameter kualitas air yang paling umum digunakan.
Kalarutan oksigen atmosfer dalam air segar/tawar berkisar dari 14,6 mg/l pada
temperatur 0˚ C hingga 7,1 mg/l pada temperatur 35˚ C pada tekanan 1 atm.
Rendahnya kandungan oksigenterlarut dalam air berpengaruh buruk terhadap
kahidupan ikan dan kehidupan akuakultur lainnya, dan kalau tidak ada sama
sekali oksigen terlarut mengakibatkan munculnya kondisi aerobik dengan bau busuk
dan permasalahan estetika (Devian, 2009).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Limnologi mempelajari tentang sistem perairan,
didalamnya termasuk danau dan kolam air tawar, danau dan kolam air asin,
rawa, sungai (rivers) dan aliran atau cucuran air.
- Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim,
lintang (latitude), waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan awan dan
aliran air.
- Kuat dan lemah arus dapat mempengaruhi komunitas
perifiton
- Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan
kedalam air dan dinyatakan dengan (0/00)
- Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya
antara 0-5 ppt.
- Selama sratifikasi panas, konsentrasi oksigen
terlarut didasar perairan rendah karena pengambilan oleh mikroba untuk
respirasi
- Daur karbon dapat diketahui apabila kita
mengetahui daur CO3, CO32-,, ataupun HCO3-
- Berdasarkan hasil praktikum didapat suhu 28, pH 6
Do 3,6 dan BOD 2,2
5.2 SARAN
Dalam praktikum limnologi untuk kedepannya bisa lebih
baik lagi dari praktikum tahun ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Sri. 2005. Manajemen
Kualitas Air Untuk Budidaya Perairan. Malang.
Arfiati, Diana. 1989. Komunitas-komunitas
Alga perifiton di Sungai Cikaranggelem, Cikampek, Jawa Barat, sebagai Tempat
Pembuangan Limbah Cair Pabrik Pupuk Urea. Bandung.
Barus, A. 2002. Pengantar
Limnologi Jurusaan Biologi FMIPA. Universitas Sumatera Selatan. Palembang.
Devian, Sousa. 2009. Pengaruh
Faktor Fisik terhadap Lingkungan Perairan dan Kehidupan Organisme. http://deviansousa.blogspot.com/2009/07/pengaruh-faktor-fisik-terhadap.html. Diakses tanggal 20 Januari 2012 pukul 15.30 WIB.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Jakarta.
Mspuh. 2009. Parameter Kualitas
Perairan. http://mspuh.wordpress.com/category/kualitas-perairan. Diakses tanggal 20 Januari 2012 pukul 15.00 WIB..
O-fish. 2003. Parameter Umum Air.
http://www.o-fish.com/parameter-air.htm..Diakses tanggal 20 Januari 2012 pukul 15.00 WIB..
Pratama, Lutfi. 2009. Limnologi.
http://sebuah-nama-untuk-cinta.blogspot.com/2009/12/limnologi.html. Diakses tanggal 20 Januari 2012 pukul 15.00 WIB..
Sudaryanti, Sri. 1991. Dampak
Mekanisme Alat Limnotek 3.1 terhadap Sebaran Oksigen Terlarut. Bogor.
Vedca. 2009. Teknologi
Pengelolaan Kualitas Air. http://sitn.itb.ac.id/d4.akuakultur-kultur-jaringan/bahan-kuliah/I-Teknologi-pengelolaan-kualitas-air-dan-pengukuran.pdf. Diakses tanggal 20 Januari 2012 pukul 15.00 WIB..
Wibawa. 2010. Stratifikasi Suhu
dan Pengaruhnya bagi Ikan. http://zonaikan.wordpress.com/2010/06/26/stratifikasi-suhu-dan-pengaruhnya-bagi-ikan. Diakses tanggal 20 Januari 2012 pukul 15.00 WIB..
QOq��2
0 komentar:
Posting Komentar