Rabu, 18 April 2012

Kerangka Acuan Praktek Budidaya

KERANGKA ACUAN KERJA PRAKTEK

BUDIDAYA IKAN LELE ( Clarias Sp ) DAN IKAN BAUNG (Bagrus nemurus) DI BALAI BENIH IKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU JALAN KAHARUDIN NASUTION KM 113 PERHENTIAN MARPOYAN PEKANBARU-RIAU



Unri Hitam Putih





DISUSUN OLEH:

ARIFAN ASMARDI
0903121276

MUHAMMAD HUSNI ASLAM
0903136318

RAVKI ADIYANDA
0903121372

WAGIMAN
0903121186



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012


LEMBARAN PENGESAHAN
KERANGKA ACUAN KERJA PRAKTEK

Judul Kegiatan       : BUDIDAYA IKAN LELE ( Clarias Sp ) DAN IKAN BAUNG (Bagrus nemurus)  DI BALAI BENIH IKAN IKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Tempat Kegiatan   : Balai Benih Ikan Universitas Islam Riau Jalan Kaharudin Nasution KM 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru-Riau
Waktu                     : 1 (satu) bulan (Maret 2012)
Nama Mahasiswa   : 1. Arifan Asmardi (0903121276)
                                   2. Muhammad Husni Aslam (0903136318)
                                    3. Ravki Adiyanda (0903121372)
                                    4. Wagiman (0903121186)
Lembaga Asal         : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau

Pekanbaru,  Februari 2012
    Pembimbing Lapangan                                                    Pembimbing Jurusan



             Abdul Fatah                                                                   Yusfiati, M.Si
                                                                                            NIP. 19607231997032001

Mengetahui
Koordinator Kerja Praktek                                                     Ketua Jurusan



Dr. Mayta Novaliza Isda, M.Si                                      Dr. rer. nat. Delita Zul, M.Si
NIP. 19700523 199703 2 001                                          NIP. 19680711 199303 2 003
I.     LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara maritime, sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan. Perairan di Indonesia terdiri dari laut, sungai dan Rawa. Ikan air tawar adalah ikan yang sangan diminati karena memiliki rasa yang enak dan mudah ditemukan karena lebih mudah membudidayakannya dibandingakan dengan ikan air laut.
Keberhasilan usaha perikanan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau tanah lempung sangat baik untuk pembuatan kolam, demikian pula dengan tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan tanah liatnya 30 %. Kedua jenis tanah ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap cita rasa ikan, misalnya bau tanah atau lumpur

               Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam budi daya ikan air tawar adalah mutu air.  Sumber air bisa berasal dari air sungai, hujan, atau tanah. Mutu air yang diperlukan untuk  budi daya ikan air tawar haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut: oksigen terlarut  sekitar 5-6 ppm, karbondioksida terlarut kurang dari 25 ppm, pH antara 6,7-8,6, suhu 25- 30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC, serta tidak  tercemar bahan kimia beracun, minyak .

                Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan lumpurnya terlalu  tebal dan pekat, sehingga dapat mengganggu penglihatan ikan dalam air dan menyebabkan  nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan beragam biota air yang terdapat di dalam  perairan, semakin tinggi tingkat kesuburannya.

Budidaya Ikan Baung
            Baung adalah nama segolongan ikan yang termasuk ke dalam marga Hemibagrus, suku Bagridae. Ikan yang menyebar luas di India, Cina selatan danAsia Tenggara ini  juga dikenal dengan banyak nama daerah, seperti ikan duri,  baong,  baon (Mly.),  bawon (Btw.),  senggal atau  singgah (Sd.), tagih atautageh (Jw.), niken, siken, tiken, tiken bato (Kalteng), dan lain-lain. Marga Hemibagrus pada mulanya dianggap satu dengan marga Mystus (ikan-ikan keting atau lundu), atau yang sebelumnya dikenal sebagai Macrones. Marga ini dipisahkan, salah satunya ialah karena anggotanya yang dewasa umumnya memiliki tubuh yang berukuran besar. Sejenis baung dari Indocina bagian tengah, H. wyckioides, diketahui sebagai jenis baung terbesar yang dapat mencapai bobot tubuh 80 kg. Bertubuh agak mirip dengan lele, ikan-ikan baung memiliki kepala yang memipih agak mendatar, dengan bagian tulang tengkorak yang kasar di atas kepala tak tertutupi oleh kulit, dan sirip lemak yang berukuran sedang berada di belakang sirip punggung (dorsal). Baung bertubuh licin tanpa sisik di tubuhnya; dan serupa dengan lundu dan patin, baung memiliki tiga duri yang berbisa (patil), yakni pada sepasang sirip dadanya, dan sebuah lagi berada di awal sirip punggungnya.
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di Sungai Musi (Sumatera Selatan), baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir. Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk.
Baung bersifat noktural. Artinya, aktivitas kegiatan hidupnya (mencari makan, dll) lebih banyak dilakukan pada malam hari. Selain itu, baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam, baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai ikan carnivora, karena lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil (Arsyad, 1973). Pakan baung antara lain ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumput.


Budidaya Ikan Lele

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.



II. TUJUAN
Kerja Praktek ini bertujuan untuk :
Mempelajari teknik budidaya ikan di Balai Benih Ikan Universitas Islam Riau Jalan Kaharudin Nasution KM 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru-Riau

III. PESERTA
Kegiatan ini akan diikuti oleh 2 (dua) orang mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Riau, Pekanbaru, yaitu:
1.      Nama            : Arifan Asmardi
NIM             : 0903121276
Alamat         : Jl Paus Blok G2 No 24 Desa Tanah Merah
Nomor Hp    : 085669079321
2.      Nama            : Muhammad Husni Aslam
NIM             : 0903136318
Alamat         : Jl Kasa gg. Buntu Pekanbaru
Nomor Hp    : 081378221285
3.      Nama            : Ravki Adiyanda
NIM             : 0903121372
Alamat         : Jl. Pandau Raya Gg. Mandiri No.2
Nomor Hp    : 085365732010
4.      Nama            : Wagiman
NIM             : 0903121186
Alamat         : Jl Swakarya Gg. Emas No. 30 Panam
Nomor Hp    : 081276088095
Dalam kegiatan ini peserta akan dibimbing oleh:
1. Pembimbing Jurusan              : Yusfiati, M.Si
2. Pembimbing Lapangan          : Abdul Fatah
IV. RENCANA KERJA
4.1. Waktu Kegiatan
Kerja Praktek ( KP ) ini akan dilaksanakan selama selang waktu satu  bulan yaitu pada Bulan Maret.

4.2. Tempat Kegiatan
Pelaksanaan Kerja Praktek ( KP ) ini bertempat di Balai Benih Ikan Universitas Islam Riau Jalan Kaharudin Nasution KM 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru-Riau.

4.3. Jenis Kegiatan
KP akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.      Mempelajari bagaimana cara-cara pembudidayaan ikan, seperti pencarian indukan ikan, penyuntikan hormon, pemijahan ikan dan perawatan anakan ikan .
2.      Mempelajari bagaimana cara-cara mencari indukan  ikan yang telah siap untuk dipijah.
3.      Mempelajari teknik pemijahan indukan ikan
4.      Mempelajari cara pemeliharaan ikan
5.      Mengetahui berapa lama ikan dapat dipanen dan pemasaran hasil panen.

VI. HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA KERJA PRAKTEK
6.1              Hak Peserta
1.      Bertanya dan memperoleh jawaban melalui wawancara yang terkait dengan budidaya ikan
2.         Mempelajari data dan arsip (dokumen) yang dimiliki oleh bapak Abdul Fatah mengenai budidaya ikan
3.         Mengikuti kegiatan terkait dengan budidaya ikan

6.2        Kewajiban Peserta
1.      Melakukan kerja praktek pada hari dan waktu yang tepat sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan dan disepakati.
2.      Melaksanakan kerja praktek dengan mengenakan pakaian yang sopan.
3.      Menyampaikan undangan seminar presentasi hasil kerja praktek kepada pembimbing lapangan.    
4.      Menyerahkan laporan hasil kerja praktek kepada Bapak Abdul Fatah

            VII. JADWAL KEGIATAN



Kegiatan
Minggu
I
II
III
IV

1

Membuat kerangka acuan kerja praktek budidaya ikan
X




2
Mempelajari bagaimana cara-cara pembudidayaan ikan
X




3
Mempelajari bagaimana cara-cara mencari indukan  ikan yang telah siap untuk dipijah
X
X


4
Mempelajari teknik pemijahan indukan ikan

X
X

5
Mempelajari cara pemeliharaan ikan


X
X
6
Mengetahui berapa lama ikan dapat dipanen dan pemasaran hasil panen.



X
7
Pembuatan laporan hasil kerja praktek budidaya ikan
X
X
X
X


0 komentar:

Posting Komentar